- PHYLUM PROTOZOA
Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu proton yang berarti pertama dan zoa yang berarti (hewan). Jadi Protozoa merupakan hewan yang tubuhnya terdiri dari satu sel. Hewan jenis ini pada umumnya dapat di jumpai di daerah–daerah lembab atau daerah yang berair, misalkan di air tawar, air laut, dan air payau bahkan juga dapat di temukan di dalam tubuh organism lainnya. Protozoa ada yang hidup bebas dan ada pula yang hidup berkoloni, dan bersifat parasit pada hewan lain.
Ciri–ciri hewan yang tergolong kedalam filum Protozoa:
1. Tubuh terdiri atas satu sel atau uniseluler
2. Berukuran kecil dan mikrokopis
3. Ada yang hidup berkoloni dan ada pula yamg hidup individu.
4. Ada yang bersifat parasit
5. Sistem reproduksi ada yang konjugasi maupun membelah diri serta dengan pembentukan spora
6. Mempunyai alat gerak berupa flagel, silia, maupun pseupodia, bahkan ada pula yang tidak mempunyai alat gerak
7. Memperoleh makanan secara holozoik, saprofik, saprozoik, dan holofik, ataupun autrofik (Kastawi, 2005:15).
Bentuk Dan Struktur Tubuh Protozoa
Bentuk tubuh Protozoa ada yang tetap dan ada yang tidak tetap. Yang tetap bentuknya bundar, batang, lonjong, runcing, dan adpula yang menyerupai seperti sandal.serta adapula yang bentuknya seperti terompet, spiral, ataupun seperti rumah siput. Untuk ukuran tubuh sangat mikrokopis yaitu antara 1-5 mikro hingga ukuran paling besar hamya mencapai 1mm. Dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop.
Habitat Protozoa
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, atau hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana, seperti alga, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.
Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya danmenjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya (Yatim, 1985:3-4)
Sistem Perkembangbiakan Protozoa
Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Secara aseksual, Protozoa dapat mengadakan pembelahan diri, tetapi pada Flagelata pembelahan terjadi secara longitudinal dan pada Ciliata secara transversal. Beberapa jenis Protozoa membelah diri menjadi banyak sel. Pada pembelahan ini, inti membelah beberapa kali kemudian diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan cara konjugasi, autogami, atau sitogami.
Protozoa yang mempunyai habitat atau inang lebih dari satu dapat mempunyai beberapa caraperkembangbiakan. Sebagai contoh, Plasmodium dapat melakukan schizogony secara aseksual di dalam sel inang manusia, tetapi dalam sel inang nyamuk dapat terjadi perkembangbiakan secara seksual (Kastawi, 2005:15-16)
Pembagian kelas protozoa berdasarkan struktur alat geraknya:
1. Kelas Sarcodina (Rhizopoda)
Hewan pada kelas ini alat geraknya berupa pseupodia atau yang dikenal denagn kaki semu yang digunakan sebagai alat gerak dan untuk proses makan.walaupuan hewan ini juga memiliki flagel. Namun flagel tersebut hanya aktif pada saat fase perkembangan saja. Pada subkelas ini mencakup semua amoeba yang hidup dilaut, air tawar, dan tanah. Pada Sarcodina mempunyai hubungan filogenetik denagn Mastigophora dimana beberapa spesies Mastigophora mengalami fase amoebid dan menanggalkan semua flagelata serta bergerak secara amoeboid, sedangkan pada Sarcodina terdapat fase flagela.
Amoeba bernafas dengan mengambil oksigen secara difusi melalui permukaan tubuhnya. Dan bergerak dengan menjulurkan pseupodianya .perkembangan biakan dilakukan dengan membelah diri yang dimulai dengan pembelahan inti dan di nikuti dengan sitoplasma. Adapun contoh spesies yang termasuk kedalam kelas Sarcodina:
a. Entamoeba guinalis
b. Entamoeba kistolictica
c. Entamoebacoli
d. Arcela sp
e. Diflugia sp. (Kastawi, 2005:23-24)
2. Kelas Sporozoa
Merupakan hewan yang bersifat parasit bentuk tubuh bulat atau bulat panjang dan tanpa adanya alat dan juga vakuola lanjut. Makanan langsung di serap secara osmosis dari tubuh hospesnya dan sistem respirasi maupun eksresi terjadi secara difusi serta sangat sederhana.
Cara reproduksi hewan ini berlangsung dengan cara membelah diri yang berselang-seling dengan cara pembentukkan spora. Cara perkembangbiakan ini di sebut dengan schzogami. Sedangkan cara perkembangbiakan dengan pembentukkan spora disebut dengan sporagami.
3. Kelas Ciliata
Semua anggota ciliata bergerak dengan menggunakan silia atau bulu getar, dan di gunakan untuk menangkap mangsa serta memiliki mulut dan sistotome. Ciri khas dari kelas inin adalah memiliki dua inti.
1. Makroleneus
2. Mikroleneus
Hewan ini habitanya di air laut. Contoh spesiesnya adalah Paramecium caudatum (Kastawi.2005:29-30)
- Kelas Mastigopora (Flagellata)
Berasal dari kata mastik dan phoras, mastik adalah cambuk dan sedangkan phoras yang berarti (cambuk) maka dikatakan bahwan hewan pada kelas ini merupakan hewan yang pergerakannya dengan bulu cambuk. Dan kegunaan dari cambuk itu sendiri adalah sebagai alat pergerakanya, serta berfungsi untuk menangkap mangsa ataupun untuk menerima rangsangan.
Adapun karakteristik dari filum ini ialah:
a. Bentuk tubuh sudah tetap dan biasanya berbentuk oval, panjang atau bulat.
b. Sel tubuhnya ditutupi oleh kulit tipis yang disebut pelifek.
c. Cara hidup ada yang gangsoliter, koloni dan ada yang hidup di air tawar,
air laut dan ditanah dan ada pula yang parasit pada mahkluk hidup lainnya.
0 comment:
Posting Komentar
Silahkan isi komentar anda disini ^_^