A.Spermatogenesis
Gambar 5: skema spermatogenesis
Spermatogenesis
adalah proses pembentukan sperma terjadi didalam testis, tepatnya, di
tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel
germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel.
Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan
dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel
germinal yang disebut spermatogonia. Spermatogonia
terletak di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus
seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap
perkembangan tertentu untuk membentuk sperma. Berikut ini adalah proses
spermatogenesis.
Gambar 6: proses spermatogenesis (https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix1cAS_vnr-jxFpcwBiO_RFs6n8IcAt5cHtlnKycsRUrXwmU0iPcA8Pu0ZNuxigK4aZgPizRJHEL5d3wVLmW3W6PUloQlsJSg9XRgJemBJcs7Iq8M4c8TyuVlEnxo0E-MugFI1Bc0uw8A/s1600/image003.jpg).
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
a. Kelenjer
hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).
b. LH
meransang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa
pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
c. FSH
merangsang sel Sertoli untuk menhasilkan ABP (Androgen Binding Protein)
yang akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis. Proses
pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis.
Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2
hari.
d. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
A. Oogenesis
Oogenesis
adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis
dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak
di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir
bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah
selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan.
Semula
oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada
perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara
miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut
berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan
sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa
pubertas.
Memasuki
masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan
tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit
sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada
tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kitub primer akan mengalami
pembelahan miosis II. Namun, pembelahan tersebut dapat berlangsung jika
terjadi fertilisasi. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah
menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu
lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub
tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal
dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub
sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang,
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum. Untuk lebih jelasnya lihat gambar oogenesis dibawah ini.
Gambar 8: proses oogenesis (http://bioblogablogo.blogspot.com/2010/12/gametogenesis.html)
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
1. Kelenjer
hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).
2. LH merangsang korpus
luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi.
Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
3. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel.
4. Prolaktin merangsang produksi susu.
5. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada oogenesis.
A.Menstruasi
Peristiwa
menstruasi terjadi secara alami pada perempuan usia produktif.
Menstruasi terjadi sel telur yang telah matang tidak dibuahi oleh
sperma.
Daur
menstruasi biasanya berlangsung selama 28 hari pada setiap bulan. Daur
ini terdiri atas beberapa fase, yaitu sebagai berikut:
Gambar 9: siklus menstruasi (http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://blog.unila.ac.id/kusuma/2010/05/23/files/2010/05/hormones1.jpg&imgrefurl).
a. Fase Menstruasi (hari 1-5)
Pemeliharaan
dinding uterus bergantung pada adanya progesteron selanjutnya. Awalnya,
progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dibawah ransangan LH. Namun,
masa hidup korpus luteum kira-kira 10 hari, dan jika tidak terjadi
implantasi telur dibuahi, korpus luteum menghilang. Kejadian ini
bersamaan dengan penurunan konsentrasi progesteron yang menginduksi
dinding uterus untuk terlepas dan menyebabkan terjadinya pendarahan.
b. Fase Praovulasi (hari 6-13)
Oosit
yang sedang matur dikelilingi oleh sekelompok massa sel folikel yang
sedang tumbuh yang mengeliuarkan estrogen sebagai tanggapan atas
perangsangan FSH. Estrogen membantu persiapan dinding uterus untuk
pembuahan. Secara normal, FSH dan LH ditekan oleh kadar estrogen dan
progesteron yang tinggi. Namun, selama menstruasi, kedua hormon tersebut
mendadak terhenti, mengalihkan inhibisi umpan balik negatif dan
menyebabkan peningkatan FSH dan LH diawal fase folikular.
Ketika sel folikel mulai menghasilkan estrogen, umpan balik negatif
kembali bekerja dan menyebabkan penurunan kadar FSH dan LH menjelang
akhir fase folikular.
c. Fase Ovulasi (hari 14)
Peningkatan
sedikit estrogen secara tiba-tiba menjelang akhir fase folikular
menyebabkan lonjakan pengeluaran FSH dan LH. Konsentrasi estrogen yang
tinggi berfungsi untuk menghambat umpan balik negatif atau menginduksi
umpan balik positif terhadap FSH dan LH. Tanpa diketahui mekanismenya,
lonjakan FSH/Lh ini menyebabkan pengeluaran oosit dari folikel yang
merupakan bagian dari proses ovulasi.
d. Fase pascaovulasi (hari 15-28)
Setelah
oosit dilepaskan dari folikel yang berkembang, sisa folikel diubah
menjadi korpus luteum di bawah penaruh LH. Korpus luteum kemudian
memulai produksi progesteron dan estrogen, juga dengan bantuan LH.
1. Progesteron
meneruskan persiapan uterus untuk pembuahan. Hormon ini mendorong
perkembangan kelenjer susu dan sehubungan dengan estrogen, menghambat
ovulasi tambahan dengan melakukan umpan balik negatif terhadap FSH dan
LH.
2. Puncak
kedua estrogen dihasilkan dari produksi estrogen, baik oleh korpus
luteum maupun dinding uterus yang matur. Dibawah pengaruh estrogen dan
progesteron, dinding uterus terus berproliferasi untuk mengembangkan
pembuluh darah dan kelenjar yang baru. Jika tidak terjadi pembuahan,
korpus luteum mengalami regrasi, dan siklus berulang.
0 comment:
Posting Komentar
Silahkan isi komentar anda disini ^_^