A.Fertilisasi
Fertilisasi
merupakan proses berfusinya sel telur dengan sperma. Fertilisasi
diawali dengan proses persetubuhan (kopulasi). Adanya ransangan seksual
dan gerakan penis di dalam vagina menyebabkan sperma bersama air mani
(semen) terpancar ke luar uretra (ejakulasi). Ini merupakan gambar
fertilisasi.
Gambar 10 : proses fertilisasi (http://yukichiitria.wordpress.com/2011/05/09/gambar-fertilisasi-kehamilan-dan-kelahiran/)
Pada
saat ejakulasi, semen yang dipancarkan mengandung sekitar 150 juta
hingga 350 juta sperma ke dalam vagina. Namun, dari keseluruhan jumlah
sperma tersebut hanya sekitar 100 sperma yang berhasil mencapai
permukaan sel telur dan biasanya hanya satu sperma yang berhasil
membuahi sel telur.
Di
dalam vagina, enzim proteolitik mengubah lendir dalam semen menjadi
sangat motil. Sperma berenang dari vagina melalui uterus dan oviduk
dalam waktu sekitar satu jam.
Pada
proses fertilisasi, beberapa sperma berusaha masuk melewati tiga
lapisan pelindung sel telur menuju inti sel telur. Ketiga lapisan
tersebut adalah korona radiata (berupa selubung dari sel-sel folikel), zona pelusida
(larutan jeli), dan membran plasma sel telur. Untuk menebus ketiga
lapisan pelindung sel telur, sperma mengeluarkan enzim-enzim yang
tersimpan pada akrosom. Misalnya, hialuronidase (untuk melarutkan
senyawa hialuronid pada korona radiata) dan akrosin (untuk melarutkan
dan membuat lubang pada zona pelusida) sehingga spermatozoa dapat
menerobos masuk.
Ketika
satu sperma berhasil membuahi sel telur (fertilisasi), maka bagian
permukaan sel telur segera melepaskan senyawa kimia dalam zona pelusida.
Senyawa kimia tersebut berfungsi untuk mencegah sperma lainnya masuk ke
dalam sel telur. Selanjutnya, sel telur melanjutkan proses pembelahan
meiosis II untuk menghasilkan sel telur yang haploid. Setelah pembelahan
meiosis II terjadi secara sempurna, inti sperma (haploid) segera
bersatu dengan inti sel telur (haploid) membentuk zigot (diploid) yang
mengandung 23 pasang kromosom.
Zigot
berkembang menjadi embrio. Perkembangan menjadi embrio dimulai pada
saat telur yang dibuahi berada di dalam oviduk. Sambil mengalami
pembelahan mitosis secara berulang kali, telur bergerak menuju uterus
dalam tiga atau empat hari sebagai blastosis. Blastosis merupakan
tingkatan blastula pada mamalia, yaitu tingakatan pada perkembangan
embrio berupa struktur bola berongga. Selanjutnya, blastosis tertanam
dalam dinding uterus (emdometrium) melalui suatu proses yang disebut
implantasi. Jika implantasi berhasil terjadilah kehamilan. Berikut ini
adalah proses sperma menembus sel telur.
Gambar 11: sperma akan menembus sel telur (http://zhuldyn.wordpress.com/2011/03/05/reproduksi-pada-manusia/)
A.Gestasi
Selama
implantasi, sel-sel terluar dari blastosis yang disebut trofoblas
tertanam ke endometrium. Implantasi biasanya sempurna terjadi pada hari
ke-11 atau 12 setelah fertilisasi. Pada saat itu, trofoblas mulai
menyereksi human chorionic gonadotropin (HCG), suatu hormon yang
berfungsi menjaga korpus luteum dari kehancuran. Dengan adanya HCG
penebalan pada endometrium dapat dipertahankan dan menstruasi tidak
terjadi. Selanjutnya, sisi trofoblas akan terus tumbuh membentuk membran ekstraembrio. Sementara itu, sisi blastosis lainnya yang berdinding tebal tumbuh membentuk massa sel-sel dalam. Bagian sel-sel inilah yang kelak akan tumbuh menjadi embrio.
Membran
ekstraembrio meliputi amnion, sakus vitelinus, korion, dan alantois.
Disebut membran ekstraembrio karena membran-membran tersebut meluas
melingkupi embrio.
Amnion
merupakan membran pelindung yang berisi cairan amnion (air ketuban).
Cairan amnion berfungsi untuk melindungi embrio/fetus dari guncangan
serta memberikan keleluasaan bagi embrio untuk dan tumbuh dan bergerak
tanpa rintangan.
Sakus
vitelinus merupakan tempat pertama kali sel-sel darah merah dibentuk.
Kelak bagian membran ini bergabung ke dalam tali pusar.
Alantois merupakan membran pembentuk tsli pusar. Membran ini berfungsi untuk membawa darah fetus dari dan ke plasenta.
Korion merupakan membran ekstraembrio terluar yang akan tumbuh menjadi plasenta. Plasenta berfungsi untuk pertukaran gas (O2 dan CO2), nutrisi, dan limbah dengan darah ibu.
Gambar 12: perkembangan bayi dari bulan pertama
sampai bulan kesembilan (http://umiliya.blogspot.com/)
Pada umumnya, masa hamil dikelompokkan per tiga bulan atau dikenal dengan istilah trisemester.
Bulan pertama.
Kehamilan pada akhir bulan pertama, embrio tumbuh membentuk ekor. Pada
embrio tumbuh cabang-cabang membentuk tunas tangan dan tunas kaki.
Kepala tampak tumbuh besar. Mata, telinga, dan hidung mulai muncul.
Selain itu denyut jan tung mulai membesar dan hati mengambil alih proses
pembentukan sel-sel darah.
Gambar 13: bentuk bayi pada bulan pertama ((http://www.wyethindonesia.com/$$Trimester%20Pertama.html?menu_id=81&menu_item_id=2)
Bulan kedua.
Pada akhir bulan kedua, ekor embrio mulai menghilang, tangan dan kaki
mulai berkembang membentuk jari-jari tangan dan jari-jari kaki. Kepala
berukuran sangat besar, hidung tampak pipih, jarak kedua mata agak jauh,
dan telinga mulai tumbuh. Pada periode tersebut, sebagian besar
organ-organ dalam utama telah terbentuk dan plasenta telah berfungsi
penuh. Panjang embrio sekitar 38 mm. Selama dua bulan pertama masa
kehamilan dikenal sebagai masa perkembangan embrio. Masa perkembangan
embrio ditandai dengan proses pembentukan awal organ-organ utama. Pada
saat itu, embrio sangat peka terhadap gangguan. Misalnya, terhadap
infeksi virus dari ibu atau kontaminasi dari zat-zat kimia tertentu yang
disebut teratogen.
Bulan ketiga dan keempat.
Pada permulaan bulan ketiga, pertumbuhan kepala berlangsung secara
perlahan. Jaringan epidermal mulai membentuk alis mata, bulu-bulu halus
pada kepala, kuku jari, dan puting buah dada. Adakalanya, selama
kehamilan bulan ketiga kelamin laki-laki dan permpuan telah dapat
dibedakan. Pada akhir bulan keempat, panjang fetus lebih kurang 150 mm
dan berat sekitar 170 gram.
Gambar 14: bentuk bayi pada bulan ke 3 dan ke 4 (http://www.wyethindonesia.com/$$Trimester%20Pertama.html?menu_id=81&menu_item_id=2)
Bulan kelima hingga ketujuh.
Pada kehamilan bulan kelima hingga ketujuh pergerakan fetus mulai
terasa oleh ibu. Pertama kali hanya berupa sensasi getaran, kemudian
berkembang menjadi gerakan memukul dan meninju. Denyut jantung fetus
cukup kuat sehingga dapat didengar melalui stetoskop yang ditempatkan
pada perut ibu. Kelopak mata atas dan bawah telah terpisah dan bulu mata
telah terbentuk. Kulit fetus tampak keriput atau disebut lanugo. Pada periode ini panjang fetus hampir mencapai 300 mm dan berat 1.350 gram.
Bulan kedelapan dan kesembilan.
Pada akhir periode ini fetus biasanya berotasi, kepala mengarah ke
bagian serviks. Panjang fetus dapat mencapai 350 mm dan berat 3.400
gram. Peningkatan berat badan demikian terjadi akibat akumulasi lemak di
bawah permukaan kulit. Masa kehamilan bulan ketiga hingga kesembilan
ini dikenal sebagai perkembangan fetus. Pada masa kehamilan tersebut
terjadi penyempurnaan dari berbagai struktur organ.
Gambar 15: bentuk bayi pada bulan ke 7 sampai ke 9 (http://bibilung.wordpress.com/2008/01/09/trimester-ketiga-kehamilan/)
Proses
selanjutnya adalah persalinan (kelahiran). Proses persalinan dimulai
dengan membukanya leher rahim (serviks). Akibat kontraksi uterus secara
terus-menerus, amnion pecah dan cairan amnion mengalir keluar melalui
vagina, bersamaan dengan keluarnya bayi.
Setelah
bayi lahir, paru-paru membesar dan segera berperan sebagai alat
pernapasan. Selanjutnya, aliran darah melalui tali pusar berhenti dan
pola peredaran darah beralih melalui jantung, aorta, dan arteri
paru-paru. Tidak lama setelah bayi lahir, tembuni yang terdiri atas
plasenta dan sisa-sisa tali pusar akan keluar dari tubuh ibu. Biasanya
beberapa hari setelah melahirkan, ibu mulai menghasilkan ASI.
A.ASI (Air Susu Ibu)
Payudara
mengandung sekitar 15 sampai 25 lobulus. Setiap lolubus memiliki
saluran air susu yang bermuara pada puting payudara. Selama masa hamil,
ukuran payudara bertambah besar dan saluran air susu bertambah banyak.
Pertambahan ukuran payudara dan jumlah saluran air susu terjadi akibat
pengaruh hormon estrogen dan progesteron.
Gambar 16: kelenjar payudara (http://cerita-anak-anak.blogspot.com/)
Untuk
menghasilkan air susu (laktasi) diperlukan hormon prolaktin. Laktasi
dimulai setelah adanya ransangan isapan mulut bayi pada puting payudara
ibu. Ransangan yang ditimbulkan tersebut menyebabkan kelenjar pituitari
menyereksi hormon prolaktin sehingga menghasilkan air susu. Air susu
yang pertama kali keluar berwarna kuning dan encer, disebut kolostrum.
Produksi
air susu akan terus berlanjut selama bayi menyusu. Pada saat bayi
menyusu, ujung saraf pada areola payudara (daerah berwarna cokelat pada
payudara ibu) menjadi terangsang. Rangsangan saraf tersebut menyebabkan
impuls-impuls saraf bergerak dari daerah puting payudara menuju
hipotalamus merespons dengan cara memerintahkan kelenjar pituitari untuk
melepas hormon oksitosin. Ketika hormon tersebut sampai di payudara,
lobulus-lobulus segera bekerja menghasilkan air susu dan masuk ke dalam
saluran air susu. Selanjutnya, air susu mengalir keluar melalui isapan
mulut bayi.
Pemberian
air susu ibu (ASI) tidak hanya bermanfaat pada bayi, tetapi bermanfaat
pada ibu. Berikut ini dijelaskan beberapa manfaat ASI bagi bayi dan ibu:
1. Air
susu ibu mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi
dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI mengandung kadar
laktosa tinggi. Laktosa dalam susu akan mengalami peragian hingga
membentuk asam laktat. Asam laktat sangat bermanfaat untuk bayi antara
lain:
a) Menghambat pertumbuhan bakteri patogen
b) Merangsang
pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan berbagai asam
organik dan mensintesis beberapa jenis vitamin dalam usus.
c) Memudahkan terjadinya pengendapan calsium caseinate (protein susu)
d) Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral, seperti kalsium, fosfor dan magnesium.
2. ASI
tidak mengandung bibit penyakit, justru mengandung zat penolak untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Zat kekebalan yang
terdapat dalam ASI antara lain laktoferin, dan antibody yang dapat
melindungi anak dari bakteri, virus dan jamur.
3. ASI lebih aman terhadap kontaminasi karena ASI diberikan langsung, maka kemungkinan tercemar zat yang berbahaya lebih kecil.
4. Resiko alergi pada bayi sangat kecil
5. Temperatur ASI dapat mempercepat hubungan kasih sayang antara ibu dan bayinya.
6. Bayi yang menyusu pada ibunya, memiliki pertumbuhan geraham lebih baik.
7. Bentuk payudara ibu memungkin bayi menyusui tanpa tersedak.
0 comment:
Posting Komentar
Silahkan isi komentar anda disini ^_^