Nama siswa : Tanggal :
Kelompok : Paraf Guru :
KOMPETENSI DASAR
3.7
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses yang
meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi,
kehamilan, dan pemberian ASI serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi
pada sistem reproduksi manusia.
INDIKATOR
1. Menjelaskan proses pembentukan sperma dan sel telur
2. Mengurutkan tahapan spermatogenesis dan oogenesis
3. Menguraikan proses ovulasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
4. Menjelaskan siklus menstruasi pada wanita.
5. Pemahaman diri akan peristiwa menstruasi
GAMETOGENESIS, MENSTRUASI DAN OVULASI
1. GAMETOGENESIS
A. Spermatogenesis
Gambar 4. Bagan /skema Spermatogenesis
Spermatogenesis
adalah proses pembentukan sperma terjadi didalam testis, tepatnya di
tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel
germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel.
Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan
dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel
germinal yang disebut spermatogonia. Spermatogonia
terletak di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus
seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap
perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
a. Kelenjer
hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).
b. LH meransang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron.
c. FSH
merangsang sel Sertoli untuk menhasilkan ABP (Androgen Binding Protein)
yang akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.
d. Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH.
e. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
A. Oogenesis
Gambar 5. Bagan /skema Oogenesis
Oogenesis
adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis
dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal:oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia telah dimulai
sejak didalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan.
Pada
akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid
telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula
oogonia membelah secara mitosis menghasilkan osit primer. Pada
perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit membelah secara meiosis,
tetapi hanya sampai pada fase profase. Pembelahan meosis tersebut
berhenti hingga bayi lahir dan mencapai usia pubertas. Memasuki masa
pubertas, oosit melanjutkan pembelahan meiosis I. Hasil pembelahan
tersebut berupa dua sel haploid. Satu berukuran besar disebut oosit
sekunder dan satu berukuran kecil disebut badan kutub pertama.
Pada
tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub pertama akan
mengalami pembelahan meiosis II. Oosit sekunder akan membelah menjadi
dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu sel lagi
berukuran kecil disebut badan kutub kedua. Badan kutub pertama juga
mengalami pembelah menjadi dua badan kutub kedua. Badan kutub kedua
bergabung dengan dua badan kutub pertama yang mengalami pembelahan
menjadi tiga badan kutub kedua (polosit sekunder). Ootid mengalami
perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan
kutub mengalami degeneasi (hancur).
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
1. Kelenjer
hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating
Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).
2. LH
meransang korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan
meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya
sifat kelamin sekunder.
3. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel.
4. Prolaktin merangsang produksi susu.
5. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada oogenesis.
1. MENSTRUASI DAN OVULASI
Peristiwa
menstruasi terjadi secara alami pada perempuan usia produktif.
Menstruasi terjadi sel telur yang telah matang tidak dibuahi oleh
sperma.
Daur
menstruasi biasanya berlangsung selama 28 hari pada setiap bulan. Daur
ini terdiri atas beberapa fase, yaitu sebagai berikut:
a. Fase menstruasi (hari 1-5)
Pada
fase ini, estrogen dan progesteron mengalami reduksi yaitu sekitar lima
hari pertama dari daur menstruasi. Reduksi hormon tersebut menyebabkan
sel telur yang tertanam dibagian endometrium melepaskan diri bersamaan
dengan robeknya endometrium (meluruh). Hal tersebut menyebabkan dinding
uterus menjadi sangat tipis. Pada umumnya, peluruhan endometrium
disertai pendarahan.
b. Fase Praovulasi (hari 6-13)
Pada
fase ini, FSH dan LH merangsang sel-sel folikel untuk menghasilkan
estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini berperan untuk merangsang
pertumbuhan endometrium yang luruh saat menstruasi kembali menebal.
c. Fase Ovulasi (hari 14)
Pada
saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke 14 terjadi perubahan
produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi
menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap
pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH
menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit
sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu
saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap
dibuahi oleh sperma.
d. Fase Pascaovulasi (hari 15-28)
Setelah
oosit dilepaskan dari folikel yang berkembang, sisa folikel diubah
menjadi korpus luteum di bawah penaruh LH. Korpus luteum kemudian
memulai produksi progesteron dan estrogen, juga dengan bantuan LH.
1. Progesteron
meneruskan persiapan uterus untuk pembuahan. Hormon ini mendorong
perkembangan kelenjer susu dan sehubungan dengan estrogen, menghambat
ovulasi tambahan dengan melakukan umpan balik negatif terhadap FSH dan
LH.
2. Puncak
kedua estrogen dihasilkan dari produksi estrogen, baik oleh korpus
luteum maupun dinding uterus yang matur. Dibawah pengaruh estrogen dan
progesteron, dinding uterus terus berproliferasi untuk mengembangkan
pembuluh darah dan kelenjar yang baru. Jika tidak terjadi pembuahan,
korpus luteum mengalami regrasi, dan siklus berulang.
KEGIATAN 1
Alat dan Bahan
1. Awetan preparat irisan melintang tubulus seminiferus hewan mamalia
2. Mikroskop
3. Buku kerja
4. Alat tulis
Cara kerja
1. Gunakan
mikroskop dengan lensa perbesaran lemah pada pengamatan awal. Gerakkan
cermin dibawah meja preparat kea rah sumber cahaya. Aturlah diafragma
agar cahaya yang diperlukan untuk pengamatan cukup terang.
2. Letakkan
preparat irisan melintang tubulus seminiferus hewan mamalia di meja
objek. Jepit preparat menggunakan penjepit objek agar tidak bergeser.
3. Putarlah tombol pengatur fokus kearah bawah hingga lensa objektif hampir menyentuh preparat.
4. Putarlah tombol pengatur fokus ke atas secara perlahan-lahan sampai preparat dapat terlihat dengan jelas.
5. Gambarlah
penampakan tubulus seminiferus yang anda amati menggunakan mikroskop.
Selanjutnya, gantilah lensa dengan pembesaran kuat untuk mengamati
sel-sel tubulus seminiferus. Amatilah sel-sel yang ada dalam tubulus
seminiferus dari luar kearah dalam. Gambarlah sel-sel tersebut dalam
buku kerja anda.
Pertanyaan
1. Sebutkan tahap-tahap yang terjadi dalam spermatogenesis!
2. Berilah keterangan untuk setiap tahap spermatogenesis dalam gambar yang anda buat!
KEGIATAN 2
Alat dan bahan
Kertas grafis
Alat tulis
Spidol/pensil yang berwarna (merah, kuning, biru dan hijau)
1. Table 3 Data kosentrasi hormone LH, FSH, estrogen, dan progesterone
Hari ke
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
LH
|
16
|
17
|
17
|
17
|
17
|
17
|
17
|
17
|
17
|
17
|
21
|
46
|
50
|
35
|
FSH
|
13
|
14
|
14
|
14
|
15
|
14
|
14
|
14
|
11
|
10
|
9
|
8
|
22
|
15
|
Estrogen
|
5
|
4
|
4
|
4
|
4
|
5
|
5
|
6
|
8
|
10
|
12
|
13
|
14
|
13
|
Progesteron
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
Hari ke
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
LH
|
22
|
20
|
20
|
19
|
19
|
20
|
17
|
17
|
16
|
16
|
15
|
14
|
13
|
13
|
FSH
|
10
|
8
|
7
|
7
|
7
|
7
|
7
|
6
|
6
|
6
|
5
|
6
|
7
|
7
|
Estrogen
|
11
|
10
|
9
|
9
|
9
|
10
|
10
|
11
|
11
|
11
|
12
|
11
|
9
|
8
|
Progesteron
|
3
|
4
|
6
|
7
|
10
|
12
|
13
|
14
|
15
|
14
|
13
|
9
|
5
|
3
|
Cara kerja
1. Pelajarilah
data table 3. Buatlah suatu hipotesis berdasarkan data tersebut sebelum
kamu mengubah data tersebut menjadi grafik. Pada hipotesismu, tentukan
juga hari-hari yang menurutmu merupakan saat peningkatan tertinggi dan
penurunan terendah hormon LH, FSH, estrogen, dan progesteron.
2. Buatlah
grafik pada kertas grafikmu masing-masing dengan aksis dan ordinat
berdasarkan data dari Tabel 3. Beri nama grafik tersebut sebagai Grafik
A. Lihat gambar di bawah.
3. Plotkan
data LH dan FSH dari tabel dengan menggunakan spidol berwarna kuning
untuk data LH dan spidol berwarna biru untuk data dari FSH p ada Grafik
A.
4. Ulangi langkah kerja nomor 2 dan namai grafik tersebut sebagai Grafik B.
5. Plotkan
data estrogen dan progesteron dari tabel dengan menggunakan spidol
berwarna merah untuk data estrogen dan spidol hijau untuk data
progesterone pada Grafik B.
6. Pada
Grafik A dan B di bagian absis (sumbu-X) tuliskan tahapan fase
menstruasi, folikel (pra-ovulasi dan ovulasi), serta fase luteal
(pasca-ovulasi).

pertanyaan
1. Apa
yang terjadi pada tingkat konsentrasi hormon LH, FSH, estrogen, dan
progesteron pada hari ke-1 sampai hari ke-14 selama siklus menstruasi.
2. Dengan menggunakan Grafik B, tariklah garis putus-putus hingga terlihat tingkat konsentrasi progesteron bila terjadi kehamilan.
3. Apakah hipotesis awalmu dapat diterima berdasarkan dua grafikmu? Gunakan data tabel 3 untuk mendukung jawabanmu.
0 comment:
Posting Komentar
Silahkan isi komentar anda disini ^_^